Psikologi Trading
Aktivitas
trading di level mana pun pada umumnya melibatkan emosi. Bisa jadi Anda
adalah seorang trader yang memiliki tingkat kecerdasan yang luar biasa,
namun percayalah bahwa hal tersebut tidak akan terlalu berguna dalam
trading jika Anda tidak mampu menguasai emosi Anda. Bahkan, jangan
terkejut jika Anda menemui seorang trader yang kecerdasannya biasa-biasa
saja namun bisa mendulang profit lebih banyak dan lebih konsisten
daripada Anda karena ia memiliki penguasaan emosi yang baik.
Pada kenyataannya, banyak sekali trader
yang menemui kegagalan karena tidak mampu menguasai emosi. Beruntung
Anda menemukan kami yang telah sudi mengingatkan Anda tentang pentingnya
penguasaan emosi dalam trading.
Ada beberapa pameo yang sebenarnya sudah
sangat masyhur di kalangan para trader, namun sayangnya banyak sekali
yang mengabaikan. Berikut ini adalah beberapa nasihat bijak yang
sebaiknya Anda turuti ketika Anda memutuskan untuk terjun ke dalam dunia
trading.
Plan your trade, trade your plan
Trading plan adalah semacam aturan yang
Anda terapkan untuk diri Anda sendiri. Rencanakan dengan baik setiap
strategi trading Anda, dan eksekusi rencana itu ketika tiba waktunya
tanpa ragu. Dalam chapter sebelumnya sudah dibahas mengenai pentingnya
menjalankan trading plan dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Jangan
pernah sekalipun Anda membiarkan diri Anda melanggar aturan yang sudah
Anda buat sendiri. Percayalah bahwa jika sekali saja – bahkan hanya
sekali – Anda membiarkan aturan itu dilanggar, itu akan menjadi
kebiasaan. Tanpa Anda sadari, tiba-tiba Anda sudah berada di bibir
jurang kehancuran.
3M’s of successful trading: Mind, Method, and Money
“Mind” erat kaitannya dengan faktor
psikologi, termasuk ketika nantinya Anda menerapkan trading plan dan
manajemen resiko. Termasuk juga apakah nanti Anda akan berani menahan
posisi terbuka yang sedang mengalami profit? Termasuk juga apakah nanti
Anda akan berani menerapkan stop loss pada setiap transaksi Anda dan
tidak tergoda untuk membatalkan stop loss tersebut?
“Method” (metode) berhubungan erat
dengan sistem trading dan strategi yang Anda gunakan. Metode yang Anda
gunakan sebaiknya adalah metode yang sudah teruji keampuhannya. Bukan
berarti metode yang 100% selalu profit, namun – sebagaimana yang telah
kita bahas sebelumnya – memiliki win-loss ratio yang baik.
“Money” adalah uang. Tentang bagaimana
kita mengelola modal kita dengan menerapkan manajemen modal yang baik,
yang juga sudah dibahas dalam modul pembelajaran ini.
Ketiga “M” ini merupakan satu kesatuan
yang tidak boleh dipisahkan. Harus serasi antara metode yang digunakan
dengan kemampuan modal, dan harus memiliki keberanian untuk mengeksekusi
transaksi berdasarkan trading plan Anda.
Don’t be greedy
Semua orang (normal) pasti setuju bahwa
serakah itu tidak baik. Itulah gunanya target profit, yaitu untuk
mencegah Anda untuk menjadi terlalu bernafsu dalam memburu “ikan besar”
namun membuang semua “ikan kecil” dari ember Anda. Ketika harga sudah
menyentuh target profit Anda, sudahlah. Terima itu. Meskipun harga
ternyata masih melanjutkan pergerakannya. Anda masih memiliki banyak
waktu untuk mencari peluang lain.
Demikian pula ketika pasar dengan
bengisnya menghajar level stop loss Anda. Sudahlah. Terima saja. Jangan
terpengaruh untuk membatalkan stop loss Anda ketika harga semakin
mendekati level tersebut. Ingatlah bahwa stop loss itu pada dasarnya
adalah penyelamat akun Anda dari potensi kerugian yang semakin besar.
Cut your losses early, let your profits run
Jangan lakukan sebaliknya. Ini sangat
penting, karena banyak sekali trader yang justru melakukan sebaliknya.
Pahami bahwa tidak mengapa sesekali mengambil satu langkah mundur untuk
mengambil dua langkah maju. Mungkin saat ini terdengar aneh bagi Anda,
namun di luar sana banyak sekali trader yang kuat berlama-lama menahan
posisi loss ratusan pips namun dengan segera menutup posisi yang sedang
profit meskipun baru beberapa pips saja. Kalau ini yang Anda lakukan,
ibaratnya Anda mengambil satu langkah maju namun kemudian mundur
sembilan langkah.
Don’t bet the farm
Jangan overtrade. Jangan tergoda untuk
melakukan transaksi dalam jumlah besar tanpa didukung oleh perhitungan
dan manajemen modal yang baik. Banyak sekali trader yang melakukan hal
itu hanya untuk satu tujuan: supaya cepat menghasilkan profit dalam
waktu singkat. Mereka tidak ingat bahwa semakin besar jumlah transaksi
yang dilakukan maka potensi kerugiannya pun akan semakin besar pula.
Intuition: friend or foe?
Intuisi itu kawan atau lawan?
Konon, trader yang berpengalaman akan memiliki “insting pasar” yang lebih tajam.
Apakah benar?
Lalu apakah boleh menggunakan insting dalam trading?
Sepertinya kata yang lebih tepat adalah
“intuisi” daripada “insting”. Insting itu lebih kepada kemampuan hewan
dalam bertahan hidup. Ada seekor kucing dipelihara seseorang sejak bayi.
Tanpa induknya, karena anak kucing itu ditemukan terlantar di tempat
sampah. Namun pada perkembangannya si anak kucing itu tetap tahu
bagaimana caranya makan, membersihkan badan dan menutupi kotorannya
dengan pasir, tanpa pernah diajari oleh pemiliknya. Ia tahu bagaimana
melakukan hal-hal tersebut secara alamiah. Itulah insting.
Apakah ada orang yang diberkati dengan
“insting pasar”? Entahlah. Namun sejauh ini bahkan trader terhebat pun
memperoleh kemampuan dari belajar dan berdasarkan pengalaman
bertahun-tahun menggeluti pasar. Pengalaman itu memperkuat “intuisi”-nya
sebagai trader. Mungkin saja ia bisa memperkirakan pergerakan harga
selanjutnya dengan akurat, namun pada saat itu intuisi-lah yang bekerja.
Intuisi yang diperoleh dari pengalaman mengamati pasar selama
bertahun-tahun.
Lalu apakah boleh trading hanya menggunakan intuisi? Itu terserah Anda. Namun sangat tidak disarankan trading tanpa bantuan analisis yang obyektif.
SELAMAT TRADING DAN SUKSES
SELALU UNTUK ANDA
SELALU UNTUK ANDA