Support dan Resistance
Sekarang
Anda akan melangkah lebih dalam lagi ke “hutan” yang akan Anda
jelajahi. Anda akan dipandu untuk memahami dan mengenali apa itu
“support” dan “resistance”.
Mungkin Anda masih ingat konsep supply & demand
(penawaran dan permintaan)? Ketika permintaan (demand) naik dan
penawaran (supply) turun, maka harga akan naik. Sebaliknya jika
penawaran (supply) naik dan permintaan (demand) turun, harga akan turun.
Begitulah kata guru ekonomi semasa SMP dulu.
Nah, pada kenyataannya, harga mata uang
di pasar selalu bergerak naik dan turun. Hal ini juga dipengaruhi oleh
supply dan demand atas mata uang tersebut. Kemudian, ada suatu waktu di
pasar di mana harga berhenti bergerak naik atau berhenti bergerak turun.
Ini tentu karena demand atau supply-nya sudah tidak cukup besar untuk
menyebabkan harga naik atau turun.
Dalam analisis teknikal, Anda bisa
memperkirakan kapan kira-kira supply atau demand semakin besar. Caranya
adalah dengan mengenali level support dan resistance itu tadi.
Support merupakan suatu area level harga, di mana pada level tersebut DEMAND cukup besar untuk menahan turunnya harga (DEMAND > SUPPLY). Pada level ini, harga cenderung berhenti bergerak turun dan kemungkinan besar akan naik lagi. Bahasa praktisnya, support adalah level yang diperkirakan akan menahan pergerakan bearish (turun).
Sedangkan resistance merupakan suatu
area level harga di mana pada level tersebut SUPPLY cukup besar untuk
menghentikan naiknya harga (SUPPLY > DEMAND). Pada level ini, harga cenderung berhenti bergerak naik dan kemungkinan besar akan turun lagi. Bahasa praktisnya, resistance adalah level yang diperkirakan akan menahan pergerakan bullish (naik).
Sekarang mari kita lihat gambar berikut ini:
Contoh di atas memperlihatkan garis zig-zag membentuk grafik yang bergerak ke atas. Ketika
harga bergerak naik dan kemudian turun lagi, maka titik tertinggi yang
dicapai sebelum turun lagi itulah yang disebut dengan resistance.
Ketika harga bergerak naik lagi,
maka titik terendah yang dicapai sebelum harga bergerak naik lagi itu
kita sebut sebagai support. Seperti itulah kita menentukan level support dan resistance seiring dengan pergerakan harga yang naik turun sepanjang waktu.
Perlu diketahui juga bahwa level support
dan resistance tidak harus merupakan level yang pasti. Artinya, wajar
jika beberapa trader berselisih beberapa angka ketika menentukan support
dan resistance. Yang penting, support dan resistance tersebut berada di
kisaran angka yang tidak terlalu jauh jaraknya.
Resistance menjadi support, support menjadi resistance
Jangan bingung. Memang demikian adanya. Begini ceritanya….
Meskipun di awal pembahasan support dan
resistance ini dikatakan bahwa level-level tersebut mampu “menahan” laju
pergerakan harga, namun tidak berarti bahwa level-level tersebut akan
abadi selamanya. Suatu support tak akan lagi mampu menahan pergerakan
turun jika ternyata pada saat itu demand sudah tak lagi cukup besar.
Kebalikannya, hal yang sama juga akan terjadi pada resistance, di mana
supply tak lagi cukup besar untuk menahan pergerakan naik.
Bayangkan Anda berdiri di salam suatu
ruangan. Ada lantai dan langit-langit. Langit-langit ruangan kita
analogikan sebagai resistance, sedangkan lantai kita analogikan sebagai
support. Di tangan Anda ada sebuah bola golf. Anda melemparkan bola golf
itu ke atas hingga menyentuh langit-langit. Jika lemparan Anda tidak
cukup kuat, maka bola golf itu akan memantul lagi ke bawah. Tapi jika
lemparan Anda cukup kuat, maka langit-langit tersebut akan jebol.
Begitulah kira-kira.
Jadi, ketika resistance “jebol” maka
harga akan terus bergerak naik. Resistance yang tadinya berada DI ATAS
harga, sekarang posisinya sudah berada DI BAWAH harga. Pada saat itulah
ia berubah menjadi support.
Demikian juga dengan support. Ketika
support “jebol” (break) maka harga akan terus bergerak turun. Support
yang tadinya berada DI BAWAH harga, sekarang posisinya sudah berada DI
ATAS harga. Pada saat itulah, ia menjelma menjadi resistance.